Mengajar adalah membimbing siswa bagaimana belajar. Mengajar berarti mengatur dan menciptakan kondisi yang ada dilingkungan anak didik sehingga dapat melakukan kegiatan belajar.
Pengertian Mengajar dan Tujuannya
14 Sept 20130 komentar
Seorang guru memberikan arahan, instruksi, dan evaluasi
kepada anak-anak didiknya dalam proses pembelajaran. Inilah yang merupakan
gambaran dari pengertian “mengajar”.
Secara umum, mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada anak-anak didik di sekolah. Namun pada kenyataannya, pengertian mengajar
lebih dari itu. Mengajar tidak hanya menyampaikan ilmu pengatuan, tetapi juga
melatih pola piker anak-anak didik. Menurut Dr. Nana Sudjana, pengertian mengajar adalah sebagai berikut.
Secara sederhana, mengajar bertujuan untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan dan melatih pola piker anak-anak didik.
1. Mengajar untuk Menyampaikan Ilmu
Dalam konteks pendidikan, ilmu pengetahuan
dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu eksak dan noneksak. Ilmu eksak adalah
ilmu yang membutuhkan logika, perhitungan, dan daya analisis yang kuat,
misalnya matematika, fisika, dan kimia. Ilmu eksak ini cenderung memaksimalkan
kerja otak kiri. Sebaliknya, ilmu noneksak adalah ilmu yang membutuhkan teori,
pemahaman, dan daya ingat yang kuat, misalnya ekonomi, seni, bahasa, dan
sebagainya. Berbeda dengan ilmu eksak, kinerja otak kanan sangat dibutuhkan
oleh ilmu noneksak ini.
2. Mengajar untuk Melatih Pola Pikir
Dalam bukunya yang berjudul “Taxonomy of Effective Teaching”, Benjamin Bloom membagi pola pikir anak
didik menjadi 5 tingkatan. Kelima tingkatan pola pikir tersebut adalah
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan kreatif.
Pengetahuan,
Pada tingkatan ini, guru mengajar dengan cara menyampaikan suatu fakta
kepada anak-anak didiknya. Guru hanya sebatas menyampaikan informasi saja
kepada mereka. Hasil akhir yang diharapkan adalah pengetahuan anak-anak didik
menjadi bertambah. Mereka yang semula tidak tahu mengenai suatu fakta menjadi
tahu.
Pemahaman,
Pada tingkat ini, guru mulai mengembangkan teknik mengajar kepada anak-anak
didiknya. Guru tidak hanya menyampaikan informasi saja, tetapi juga merangsang
pola pikir mereka terhadap apa-apa yang diketahuinya. Misalnya, setelah mereka
mengetahui pengertian sisi, titik sudut, dan rusuk suatu kubus. Guru mencoba
memberikan pertanyaan mengenai banyaknya sisi, titik sudut, dan rusuk sebuah
balok, prisma, limas, tabung, dan bangun ruang yang lain.
Penerapan,
Pada Tingkatan pola pikir ini, guru memberikan bentuk kegiatan kepada
anak-anak didiknya dalam proses belajar. Mereka secara langsung menerapkan
segala sesuatu yang telah dipelajarinya berdasarkan pengetahuan maupun
pemahaman yang dimilikinya.
Analisis,
Pada tingkatan yang lebih jauh lagi, guru dapat menjelaskan berbagai
kemungkinan dan hubungan dalam suatu materi pembelajaran. Dalam tahap ini, guru
membuat anak-anak didik berpikir sendiri mengenai suatu permasalahan dan
mengajak mereka untuk membuat kesimpulan dari pemikiran mereka.
Kreatif,
Tingkatan yang terakhir adalah pola pikir kreatif. Pada tingkat ini, guru
tidak hanya membuat anak-anak didik berpikir sendiri terhadap suatu
permasalahan, tetapi juga membuat mereka dapat menciptakan sebuah ide, konsep,
gagasan, atau karya yang baru.
(Dikutip dari berbagai sumber)
Post a Comment
Komentarlah dengan bijak dan sopan