
Mirisnya Nasib Guru Honorer
4 Aug 20131komentar

“Saya lihat guru honorer belum diangkat. Maka saya buat kebijakan jutaan guru
harus diangkat,” katanya.
Menurut Ketua PGRI Sulistyo, yang sudah memiliki komitmen
untuk memberikan gaji guru honorer minimal setara dengan Upah Minimum Provinsi
(UMP) barulah DKI Jakarta saja. “Komitmen
ini sudah disampaikan langsung Gubernur Jokowi (Joko Widodo, Red ) dan
sepertinya bakal dijalankan”. Ujar sulistyo. Ia juga mengatakan bahwa komitmen
Gubernur DKI akan memberikan gaji kepada guru honorer sebesar Rp 2,4 Juta per
bulan.
Langkah DKI ini diharapkan dapat diikuti oleh daerah-daerah
lain yang juga memiliki jumlah Guru Honorer sangat besar. Sulistyo menuturkan
gaji guru honorer saat ini sangat-sangatlah memprihatinkan. Penghasilan resmi
yang diberikan pemerintah melalui Tunjangan Fungsional Guru Tidak Tetap (GTT)
hanya berkisar dari Rp 250 ribu sampai dengan Rp 300 ribu perbulan.
“Kita tahu BBM baru saja dinaikkan, tetapi tunjangan
fungsional guru honorer tetap. Tentu sangat memprihatinkan”. Ujar Sulistyo.
Menurut beliau pemberlakuan upah guru honorer setara dengan upah minimum provinsi,
kabupaten/kota tidaklah serta merta seratus persen. Upaya itu bisa dijalankan
secara bertahap “Yang penting komitmennya”. Kata beliau lagi.
Pihak
PGRI mengusulkan skema baru pemberian tunjangan fungsional guru swasta kepada
Presiden. Tahapannya adalah pada 2014 minimal tunjangan fungsional guru honorer
sebesar Rp 500 ribu per bulan. Tahun berikutnya naik menjadi Rp 750 ribu per
bulan. Lalu pada 2016 naik menjadi Rp 1 juta per bulan. Baru pada 2017 nanti
tunjangan guru non PNS setara dengan upah minimum regional. “Setelah itu pada
2018 tunjangan guru honorer lebih besar dari UMR,” jelas Sulistyo.
Dia
mengatakan PGRI akan mengawal penganggaran gaji guru secara umum di postur
Rancangan APBN 2014. Dia mengatakan saat ini RAPBN 2014 sedang dalam pembahasan
di internal pemerintah. “Informasi yang saya terima, porsi untuk gaji dan
tunjangan guru di APBN mencapai 50 persen,” papar Sulistyo.
Selain
urusan tunjangan, Sulistyo juga menyangkan data pemerintah terhadap keberadaan
guru honorer masih lemah. Dia menuturkan saat ini Kementerina Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) belum memiliki data akurat jumlah guru honorer di
Indonesia. “Dulu Kemendikbud pernah bertekad membentuk satgas (satuan tugas)
pengangkatan guru honorer menjadi PNS. Tetapi sampai sekarang belum ada tindak
lanjutnya,” pungkasnya.
Sebelumnya,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjanjikan pengangkatan guru honorer
dan guru bantu menjadi PNS akan dipercepat. Dikatakan, sejak 2004 Ibu Negara
Ani Yudhoyono sudah menerima ribuan pesan pendek dari guru honorer yang meminta
diangkat menjadi PNS. Ada yang marah, setengah marah, bahkan ada yang marah
sekali karena lama tidak diangkat menjadi PNS.
Presiden
SBY menyesalkan masih banyaknya masalah dan kendala pada proses pengangkatan
guru. ”Daerah harus menghitung secara cermat jumlah guru yang mau diangkat agar
tidak ada guru yang dirugikan,” tuturnya.
Bahkan,
saat ini, presiden sudah memerintahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kemendagri, Kemenpan dan RB, Kemenag dan Sesneg untuk membantu proses
percepatan pengangkatan guru honorer tersebut. ”Menteri-menteri harus
mengundang gubernur seIndonesia untuk cari solusi dan memecahkan masalah guru
bantu dan honorer yang belum diangkat,” jelasnya.
Bagaimana
dengan Pemprov DKI Jakarta? Salah satu solusi sementara yang dilakukan adalah
dengan memberikan Kartu Jakarta Sehat (KJS) kepada para guru honorer. ”KJS
diberikan sebagai pengganti tunjangan kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan
DKI Jakarta, Dien Emmawati.
Menurut
Kepala Dinas Pendidikan Taufik Yudi Mulyanto, DKI Jakarta memiliki 11.751 guru
honorer dan 5.757 guru bantu. Guru honorer di sekolah negeri mendapat uang
transportasi Rp 400 ribu per bulan dari APBD. Sementara guru bantu mendapat
tambahan uang transportasi Rp 550 ribu per bulan dari APBD dan Rp 1 juta per
bulan dari APBN.
Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan pemberian KJS bagi guru honorer itu bukan
rencana dadakan, melainkan sudah terprogram pada saat merancang program Kartu
Jakarta Sehat.
Perjuangan
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk menaikkan upah minimum guru
honorer menjadi setara dengan UMP mudah-mudahan dapat segera terealisasikan.
Amin
Sumber : nq99
+ komentar + 1 komentar
Saya Mengajar DI SMP Negeri Gaji Saya 150/Bulan Punya Keluarga, anak Satu.
Post a Comment
Komentarlah dengan bijak dan sopan