Selamat Datang di Pendidikanku

Pentingkah Belajar Sambil Bermain ?

14 Aug 20130 komentar


Pada postingan sebelumnya saya sudah berbagi sedikit tentang Dampak Bermain Bagi Kecerdasan Anak . Setelah mengetahui bahwa bermain berpengaruh terhadap kecerdasan anak, maka timbul pertanyaan pada diri kita, pentingkah belajar sambil bermain ? Tentu anda semua sudah tahu, bahwa dunia anak adalah dunia bermain, dan semua pengajar pasti juga setuju kalau belajar sambil bermain akan lebih efektif bagi anak-anak. Akan tetapi, masih banyak sekali pertimbangan bagi pengajar untuk memulai menerapkannya di kelas. Mulai dari pertimbangan waktu yang dipakai hingga masalah keseriusan anak dalam mengikuti pelajaran. Karena, kebanyakan anak saat ini akan cenderung lebih banyak bermain ketimbang mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam permainan.

Terlepas dari semua anggapan di atas, belajar sambil bermain tetaplah metode pembelajaran yang efektif. Dengan metode ini siswa akan menjadi lebih aktif dan kreatif, mereka pun akan lebih senang dalam mengikuti pelajaran dan tidak mudah bosan di dalam kelas. Selain itu, para siswa juga akan memperoleh beberapa keterampilan lain di luar materi yang diajarkan.

Mengenai hal ini Ribkah Stathakis memberikan lima alasan mengapa belajar sambil bermain menjadi penting untuk diterapkan dalam kelas. "selama bertahun-tahun saya sudah datang dan membuat sendiri lima alasan bahwa bermain adalah alat instruksional yang sangat kuat". Ungkapnya dalam tulisan yang dimuat educationworld.com. kelima alasan itu diungkapkan berdasarkan pengalamannya mengajar dengan menggunakan media bermain sebagai bahan pembelajaran. Kelima alasan itu adalah sebagai berikut :
  1. Siswa Belajar Melalui Proses Permainan Game
    Dengan bermain Games, siswa akan dapat memahami konsep atau ide baru, mengambil perspektif yang berbeda, atau bereksperimen dengan variabel atau kemungkinan yang berbeda. Dia mencontohkan dengan permainan kartu yang sering digunakannya bersama siswa pada minggu pertama pelajaran. Dalam permainan itu, para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 hingga 5 orang, mereka bermain sesuai dengan petunjuk yang tertulis pada kartu yang mereka dapatkan. Setiap kelompok mendapatkan aturan permainan yang berbeda. Permainan pun berjalan dengan penuh khidmat di setiap kelompok. Setelah ronde pertama, setiap pemenang dari tiap kelompok memiliki kesempatan untuk pindah ke kelompok lain.

     

    Di kelompok lain, mereka mendapatkan aturan yang berbeda dengan permainan sebelumnya, sehingga harus menyesuaikan diri dengan aturan baru itu. Ada diantara mereka yang tidak terima dan mengatakan "cara bermainmu salah," kepada siswa lain di kelompok barunya. Hal ini digunakan Rebekah sebagai starting point dalam menjelaskan tentang berpindahnya seseorang dari satu daerah ke daerah lain. Dia harus segera menyesuaikan diri dengan keadaan di daerah baru. "Saya menceritakan pengalaman pribadi saya ketika pindah dari Spanyol ke Venezuela lalu ke Amerika Serikat. Pada awalnya, saya pun merasa bahwa orang-orang di sana berbicara dengan bahasa yang salah," lanjutnya.



    Permainan dilanjutkan, tetapi dengan toleransi untuk mendiskusikan aturan baru kepada pemain yang baru saja pindah dari kelompok lain. Di akhir permainan, mereka mulai mengerti bahwa tujuan permainan ini adalah untuk menjelaskan pentingnya belajar bahasa baru. Hingga ada salah seorang dari mereka berkata "saya paham, ternyata Anda mencoba menunjukkan kepada kami mengapa kami perlu belajar bahasa lain. Agar kami bisa saling belajar satu sama lain."

     
  2. Permainan Akan Jadi Perantara Siswa Untuk Terlibat Langsung dalam Proses Belajar Mengajar
    Beberapa pelajaran membutuhkan keaktifan siswa di dalamnya. Seperti pelajaran bahasa asing yang memerlukan wawasan tentang cara pengucapan dan penguasaan perbendaharaan kata yang cukup. Dengan permainan, guru lebih dapat mengajak mereka untuk mengucapkan beberapa kata atau kalimat, sehingga secara tidak langsung mereka telah berlatih mengucapkan kata-kata dan kalimat-kalimat itu. Metode ini justru lebih efektif daripada apa yang ada di dalam buku paket bahasa asing yang banyak berisi daftar kosakata.

     

    "Saya biasa mengajak siswa untuk bermain 'tebak kata', dengan begitu mereka terdorong untuk mengucapkan jawaban dari teka-teki yang saya berikan dengan kosakata dan struktur kalimat yang benar. Secara berulang-ulang mereka mendapatkan latihan yang mereka butuhkan," lanjut Rebekah.

  3. Melalui Permainan, Siswa Dapat Belajar Berbagai Keterampilan Penting
    Ada banyak sekali keterampilan yang dapat dipelajari oleh siswa lewat permainan, seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, team work, dan sportivitas. Sebagai contoh dalam pelajaran bahasa terdapat beberapa keterampilan dasar yang cukup penting, seperti keterampilan dalam pemakaian kata yang terlampau banyak. "Untuk melatihnya, saya biasa mengajak siswa untuk bermain 'tebak kata', setelah permainan ini selesai, saya merasakan adanya peningkatan pesat pada keterampilan siswa dalam menggunakan kata dengan jumlah banyak," katanya.

  4. Permainan Menjadi Salah Satu Faktor Penguat Memori
    Selama bermain, tanpa disadari para siswa banyak berinteraksi dengan materi yang sedang diajarkan, hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang membuat mereka mudah mengingat materi itu. Dalam permainan, para siswa banyak melewati momen yang sulit mereka lupakan, dalam hal ini Rebekah menceritakan pengalamannya "momen yang paling saya suka selama mengajar adalah ketika tiba waktu bermain. Saya tidak akan lupa ketika Miguel, salah seorang murid saya, berlari mengelilingi kelas untuk memberitahukan teman-teman sekelasnya arti kata 'mono' (monyet), saya yakin teman-temannya juga tidak akan bisa melupakan momen lucu itu."
     

    Dengan memvariasikan jenis permainan yang kita berikan, stimulus yang diterima siswa pun akan bermacam-macam. Beberapa anak mengingat sesuatu dengan memperagakannya, yang lain dengan mengingat petunjuk-petunjuk yang mengarahkan kepada sesuatu itu, ada juga yang mengingatnya setelah mendengar temannya yang berteriak menjawab teka-teki. "Perasaan positif yang ekspresif dapat mendukung proses belajar" Rebekah menambahkan.

  5. Permainan Dapat Menyerap Perhatian Siswa dan Mengikutsertakan Mereka dalam Proses Belajar Secara Aktif
    Karena siswa sangat menyukai permainan, hal ini dapat menjadi cara yang baik untuk memusatkan fokus sekaligus menyerap perhatian mereka. Beberapa fenomena mungkin dapat menjelaskan hal ini. Setelah melewati masa liburan yang panjang, para siswa biasanya terlihat sangat energik dan mudah bosan duduk. Pada masa seperti ini permainan yang memakan banyak energi dapat segera mengembalikan pikiran mereka kepada pelajaran, sehingga mereka dapat kembali siap menerima pelajaran baru. "Permainan dapat dengan cepat mengikutsertakan mereka dalam pelajaran dan mengembalikan pikiran mereka kepada materi yang sedang kita ajarkan" tulis Rebekah.
     

    Anak tumbuh dan berkembang melalui kegiatan bermain. Semakin mereka menikmati proses belajar, maka akan semakin banyak materi yang diserap dan dipahami oleh anak. Proses pengajaran materi oleh guru ke siswa sendiri lebih dari sekadar transfer informasi. Siswa perlu memahami konsep materi yang diajarkan agar dapat menguasainya dengan baik. Nah, dengan membuat belajar menyenangkan, siswa akan dapat lebih mudah memahami apa yang diajarkan. (dikutip dari berbagai sumber)
Share this article :

Post a Comment

Komentarlah dengan bijak dan sopan

 
Support : Pendidikanku | Creating Website | Agus Sukirman
Copyright © 2014. Pendidikanku - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Pendidikanku
Proudly powered by Blogger